Sering banget ya denger kalimat di atas. Entah hanya basa-basi sebagian besar orang ke ibu yang habis melahirkan anaknya, atau juga sesama ibu-ibu yang juga habis melahirkan atas dasar kompetisi (baidewei isu kompetisi antar emak-emak nanti dibahas di waktu laen ya). Sebenernya pertanyaan di atas itu kita sudah bisa prediksi jawabannya dari si orang yang ditanya, palingan seputar “iya nih, baru bisa tengkurep” atau “udah mulai ngoceh” atau “lagi seneng-senengnya main ludah” dan sebagainya dan sebagainya. Ya iyalah, gak mungkin banget kan jawaban si orang tersebut adalah “udah bisa lompat api” atau “udah makan beling” atau “lagi seneng lempar lembing”, kecuali bayi yang baru lahir itu emang anggota sirkus.

Maksud tulisan saya disini adalah, dari sekian orang yang nanya (baik basa-basi maupun kompetisi), gak ada yang kepikir ya untuk memberikan pertanyaan “ibunya udah bisa apa?”. Kenapa? Karena gak hanya anak loh yang baru lahir, tapi seorang ibu juga baru lahir ketika si anak ada. Dan penyesuaiannya luar biasa susah. Si ibu tidak hanya belajar menyusui bayinya, atau memandikan dan menidurkan bayinya, tapi juga hal-hal lain yang tidak ada di buku panduan ataupun modul seminar. Contohnya, saya sendiri adalah seorang ibu dari bayi berusia 3 bulan saat ini. Setiap hari saya belajar menyesuaikan diri dengan bayi saya, dan setiap hari saya belajar sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang ada. Saya sudah bisa tidur duduk tegak dengan kondisi menggendong dan mengayun bayi, sudah bisa mengatasi muncratan pup bayi sehingga tidak messy, sudah bisa mengganti pampersnya tanpa membuat si bayi bangun, sudah bisa menyusui sambil ganti baju, sudah bisa memompa asi sambil telpon klien, dan sudah bisa gendong bayi di tangan kiri sementara tangan kanannya bikin kopi. Hal-hal seperti itulah yang merupakan keahlian individu, setiap ibu tidak sama.

Jadi, ibu-ibu yang baru melahirkan, kalian sudah bisa apa? 🙂

Bubu and Denyar